Senin, 03 November 2014

SEJARAH AMABALAN PRAMUKA “ GAJAHMADA-GAYATRI”


 


  I . LATAR BELAKANG
Pemilihan suatu nama untuk  figur apapun juga umumnya berorientasi pada universal thinking, yang mengandung arti, tujuan dan harapan. Namun kita harus memilah, memilih atau membedakan antara penamaan bagi manusia, binatang, organisasi ataupun perkumpulan. Hal ini penting guna menimbulkan kharisma tertentu sesuai harapan.

Demikian juga penamaan suatu organisasi kepanduan  atau kepramukaan / pramuka (praja muda karana) SMK Negeri  1 Rangkasbitung, sengaja berbeda dengan nama-nama ambalan yang telah ada sebelumnya. Hal ini sudah barang tentu mempunya alasan-alasan yang dapat dipertanggung jawabkan. Karena hal ini tidakterlepas dari :
Apa ?
Siapa ?
Mengapa ?
Bagaimana ?

II . PENAMAAN
a)      Ambalan penegak putera : “ GAJAHMADA”
b)      Ambalan penegak puteri : “GAYATRI”

A . KILAS BALIK
Majapahit  mencapai kejayaan masa keemasannya pada pemerintahan raja  Hayam Wuruk dengan maha patih Gajahmada yang di bantu oleh laksamana Nala dalam memimpin armadanya untuk menguasai Nusantara. Wilayah kekuasaan Majapahit semasa jayanya membentang dari semenanjung melayu (Malaysia) sampai Irian Barat melalui Kalimantan Utara. Pada waktu itu penganut agama Hindu, Budha dan islam hidup damai berdampingan dalam suatu kerajaan. Empu Prapanca menulis kitab Negara Kertagama didalamnya tertera “Pancasila”. Empu Tantular, menulis buku “Sutasoma”, didalam buku itu kita jumpai seloka persatuan nasional yaitu “Bhineka Tunggal Ika” lengkapnya adalah : “Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrua” artinya walaupun berbeda namun satu jua adanya sebab tidak ada agama yang memiliki Tuhan yang berbeda. Sumpah palapa : “Saya baru akan berhenti berpuasa makan pelapa, jikala seluruh nusantara bertakluk dibawah kekuasaan Negara”. Dalam tata pemerintahan Majapahit terdapat semacam penasehat, yang memberikan nasihat kepada raja, seperti :
Rakrayan I Hino
Rakrayan I Sirikan
Rakrayan I Halu
Ini mencerminkan sebagai nilai-nilai musyawarah mufakat yang dilakukan oleh sistem pemerintahan kerajaan Majapahit. Majapahit menjulang dalam arena sejarah kebangsaan Indonesia dan banyak meninggalkan nilai-nilai yang diangkat dalam nasionalisme negara kebangsaan Indonesia 17 Agustus  1945.

Gayatri adalah putri mahkota kerajaan kediri, enggan menjadi ratu menggantikan ayahnya, melainkan diserahkan kepada adik lelakinya. Gayatri memilih menjadi petapa, menjadi penasehat baik bagi saudaranya maupun para kaula negeri.


III . HAL POSITIF YANG DAPAT DIAMBIL SEBAGAI PEDOMAN
Gajahmada, seorang yang :
Pemberani
Tegas
Berwawasan Nasional
Setia
Pemimpin Yang Disegani
Gayatri, seorang putri raja yang :
Tidak silau dangan kemewahan istana
Tidak berambisi akan kedudukan
Mau hidup sederhana
Sayang kepada saudara
Hormat kepada sesama baik para bangsawan maupun para kaual/rakyat
Menjadi penasihat dan penengah bagi adik-adiknya yang memangku jabatan raja
Di kenal dengan sebutan lain “Dewi Kilisuci“ atau petapa wanita.

IV. Harapan.

Dari sifat-sifat positif kedua tokoh pelaku sejarah masa lalu itulah, harapan pencetus gagasan pembentuk ambalan di SMK Negeri 1 Rangkasbitung, sedikit banyak dapat menteladani sifat mana yang penting di jadikan pedoman berkarya dan bekrja, berorganisasi.

0 komentar :

Posting Komentar